Sabtu, 06 Juni 2009

GENRE SASTRA

Berdasarkan sifat rekaan (fictionality), nilai seni (esthetic value), dan penggunaan bahasa khas (special use of language) sastra dibedakan menjadi dua yaitu sastra nonimajinatif dan sastra imajinatif. Kedua genre sastra ini tentunya memiliki perbedaan yang sangat kontras, meskipun keduanya sama-sama memenuhi syarat estetika seni.

Sastra nonimajinatif cenderung menggunakan bahasa yang bermakna denotatif dan lebih mengandung unsur faktual, sedangkan sastra imajinatif cenderung menggunakan bahasa yang bermakna konotatif dan lebih mengandung sifat khayali yang tinggi/bersifat imajinatif. Sastra imajinatif memiliki daya fiksionalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sastra nonimajinatif.

Sastra Nonimajinatif terdiri dari; Esei : Karangan pendek tentang fakta yang diuraikan menurut pandangan pribadi penulisnya dengan gaya yang akrab, bersahabat, dan familiar. Terdapat beberapa macam esai yaitu : Esei Formal; cenderung menggunakan bahasa yang lugas, mengikuti aturan-aturan penulisan, serta mementingkan pemikiran dan kedalaman analisis. Esei Personal; cenderung bergaya bahasa lebih bebas, memiliki keleluasaan unsur pemikiran dan perasaan, serta unsur pribadi dalam diri penulis mudah dilihat. Esei Deskripsi; menggambarkan fakta apa adanya tanpa penjelasan dan penafsiran fakta (memotret, melaporkan). Esei Ekspresi; menggambarkan fakta dengan menjelaskan rangkaian sebab-akibat, kegunaan,dll. Esei Argumentasi; menunjukkan fakta, memunculkan persoalan, melakukan analisis, dan menarik kesimpulan. Esei Narasi; menggambarkan fakta berdasar urutan spasial dan kronologis dalam bentuk cerita. Kritik : Menilai karya seni, sastra dengan menunjukkan kelebihan dan kekurangan serta menawarkan alternatif penyelesaiannya. Biografi : Cerita yang berisi kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain. Otobiografi : Biografi yang telah ditulis oleh tokohnya atau orang lain atas penuturan dan sepengetahuan tokohnya. Sejarah : Cerita tentang sesuatu yang dipandang dari konteks zaman atau babakan zaman yang didasarkan atas sumber tertulis maupun tidak tertulis. Memoar : Karya yang memiliki kemiripan dengan otobiografi, namun membatasi daripada sepenggal perjalanan tokohnya. Catatan Harian : Catatan yang ditulis seseorang tentang diri atau lingkungannya yang menarik dan berkesan menurutnya. Dan yang terakhir adalah surat-surat. Sastra Imajinatif terdiri dari; Prosa Fiksi : Cerita rekaan yang berdasarkan dari fakta dan realitas. Prosa fiksi ini terdiri atas; Cerita Pendek (Cerpen) : Prosa yang relatif pendek. Novelet : Bentuk prosa yang panjangnya antara cerpen dan novel. Novel/roman : Cerita dalam bentuk prosa fiksi dalam ukuran yang luas. novel/roman ini terdiri atas; Novel Percintaan : Novel yang melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secara seimbang, tetapi terkadang wanita lebih dominan. Novel Petualangan : Novel yang melibatkan banyak masalah dunia laki-laki. Novel Fantasi : Novel yang bercerita tentang hal-hal yang tidak realistis dan tidak logis serta serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari. Drama : Karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog para tokoh. Puisi : Jenis sastra imajinatif yang mengutamakan unsur fiksionalitas, nilai seni, dan rekayasa bahasa.puisi ini terdiri dari : Puisi Epik : Puisi yang disampaikan oleh penyair dalam bentuk sebuah cerita. Puisi Lirik : Puisi yang lebih menyuarakan pikiran dan perasaan pribadi penyair. Puisi lirik ini terdiri atas; Puisi Afektif; menekankan pentingnya mempengaruhi perasaan pembaca. Puisi Kognitif; menekankan isi gagasan penyair. Puisi Ekspresif; menonjolkan ekspresi pribadi penyair. Elegi; berisi ratapan kematian terutama pada sosok yang dikagumi atau dicintai penyairnya. Hymne; berisi pemujaan kepada sesuatu yang lebih besar dan berarti bagi sang penyair. Ode; berisi pujaan terhadap seorang pahlawan atau tokoh yang dikagumi penyair. Epigram; berisi ajaran kehidupan yang bersifat mennurui serta berbentuk pendek dan bergaya ironi. Sajak Humor; berisi hiburan baik dalam isi maupun teknik sajaknya. Pastoral; berisi gambaran kehidupan kaum gembala atau petani di sawah. Idyl; berisi nyanyian tentang kehidupan pedesaan, perbukitan, dan padang-padang. Satire; berisi ejekan dengan maksud memberi kritik. Parodi; berisi ejekan yang ditujukan pada karya seni tertentu. Puisi Dramatik : Puisi yang berisi analisis watak seseorang baik yang bersifat historis, mitos, atau fiktif ciptaan seorang penyair.

Minggu, 12 April 2009

Sastra Itu Bebas!!!

Selama ini banyak sekali orang-orang salah dalam menafsirkan kebebasan sastra. Sebagian dari mereka menganggap bahwa sastra itu merupakan rasa kebebasan tanpa suatu ikatan, seniman seakan-akan tidak terikat dan tidak mau terikat pada semua hal. Baik yang menyangkut masalah penampilan yang nantinya merupakan ciri khas maupun pemikiran-pemikiran yang menghasilkan karya yang nantinya disebut suatu karya seni.
Bahkan, sebagian pengarang atau pencipta sastra menganggap dengan menambahkan unsur kevulgaran atau sifat arogan terhadap sesuatu akan membuat karya yang dihasilkan menjadi maksimal. Sehingga, tidak jarang banyak orang juga mengatasnamakan pornografi sebagai suatu bentuk seni bersastra tinggi karena merupakan suatu bentuk ekspresi jiwa yang bebas tanpa suatu ikatan.
Namun, bukan seperti itu yang dimaksud dengan kebebasan sastra. Tidak harus menambahkan unsur-unsur kevulgaran ataupun kearoganan baru karya yang dihasilkan dikatakan merupakan karya seni yang bernilai tinggi, yang pada akhirnya menganggap sesuatu yang tidak semestinya bagian dari sastra dinamakan sebagai suatu bentuk ekspresi jiwa seni.
Bebas dalam sastra berarti bebas berekspresi tanpa adanya suatu rantai yang mengikat pemikiran-pemikiran sebagai wujud ekspresi jiwa atas naluri keindahan. Perasaan seni atau sastra seseorang muncul tanpa diduga maupun diinginkan. Hal tersebut merupakan wujud dari salah satu kemampuan seseorang dalam menyelami dan menghayati sisi kehidupan atau kenyataan secara lebih intens dan mendalam.
Bahkan, seorang sastrawan akan mampu memprediksi hal-hal yang akan terjadi di masa depan melalui hasil karya yang dituliskan maupun diekspresikannya dalam karya-karya pada masa sekarang. Dalam hal ini bukan berarti seorang sastrawan dapat dikatakan merupakan atau sama dengan seorang peramal pada umumnya, melainkan kemampuan sastrawan ini merupakan hasil dari penghayatan yang mendalam terhadap sisi di balik kehidupan secara umum. Penulis sastra mereka-reka sebuah dunia kehidupan karena ia ingin memahami kehidupan dengan membangun sebuah model dan menjelaskan berbagai kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan dari sebuah model tersebut.
Jadi, Sastra Itu Bebas!!! dalam hal ekspresi jiwa terhadap kehidupan atau kenyataan yang dirasa secara mendalam dan terhadap sisi lain kehidupan secara umum. Sehingga, tak jarang seseorang yang berjiwa sastra atau seni menganggap sesuatu sebagai simbol dari kehidupan nyata yang kaya akan penafsiran-penafsiran makna berdasarkan intuisi secara mendalam, memenuhi kebutuhan akan naluri keindahan.

Sabtu, 21 Februari 2009

Apakah Sastra Itu ?

Perasaan kemanusiaan yang mendalam pada diri setiap manusia tentang kehidupan ini dapat menjadi sebuah inspirasi seseorang yang nantinya dapat menghasilkan suatu karya dalam sebuah bentuk keindahan. Karya yang disajikan dalam bentuk keindahan itulah yang nantinya kita sebut sebagai karya sastra. Lalu, apakah sebenarnya yang disebut sebagai sastra itu ? Sebagian masyarakat berpendapat bahwa sastra adalah sebuah seni. Jika demikian, maka dia hanya berkaitan dengan aspek materi, nilai, dan aktivitas saja. Padahal, sastra tidak hanya berkaitan dengan aspek materi, nilai, dan aktivitas saja tetapi juga melibatkan pengalaman,pemikiran, perasaan yang mendalam, dan imajinasi dari seorang manusia yang dapat membentuk konsep dari materi itu sendiri.
Di sisi lain, sastra merupakan perpaduan antara dua kekuatan manusia yaitu berpikir dan merasakan. Namun, bukan berarti sastra tersebut merupakan hasil pekerjaan dari melamun dan perenungan seseorang dalam menyikapi kejadian-kejadian dalam masyarakat atau kehidupan semata. Lebih dari itu, sastra mencakup bahasa yang indah menurut konteksnya. Karena ungkapan pikiran dan perasaan manusia yang dituangkan secara lisan maupun tulisan sebagai bentuk dari karya sastra disampaikan dengan bahasa sebagai media penyampaian kepada masyarakat luas sebagai penikmat sastra yang nantinya dapat member suatu manfaat tertentu. Dalam sastra, bahasa yang digunakan merupakan bahasa khas dari seseorang dalam menuangkan ekspresi, ide-ide ataupun gagasan-gagasan dan dapat dikatakan sebagai proses kreatif dari seseorang tersebut sebagai pengarang.
Sastra menghadirkan kenyataan serta persoalan-persoalan dalam kehidupan sebenarnya yang telah dihadirkan dalam kenyataan baru dengan suatu kreativitas seorang pengarang, yaitu sebuah rekaan yang tentunya dengan penuh penghayatan dan perenungan. Namun, sastra tidak begitu saja tercipta dari sebuah kekosongan. Sastra adalah cermin kehidupan, merupakan sebuah kristalisasi nilai dan pengalaman hidup seseorang yang menampilkan gambaran kehidupan, sedangkan kehidupan tersebut merupakan kenyataan budaya.
Ketika kesadaran seseorang bersentuhan dengan kenyataan sebagai sebuah tanggapan atas keberadaan dirinya dalam kehidupan, maka lahirlah sastra untuk lebih mendalami adanya kehidupan tersebut. Seorang pengarang sebenarnya tidak hanya semata-mata mengungkapkan apa yang dilihatnya saja, lebih dari itu yaitu semua yang dirasakannya dan ditafsirkan sebagai sentuhan rekaan dalam sebuah karya sastra. Dari gambaran-gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa sastra adalah suatu bentuk seni yang diungkapkan dari pikiran dan perasaan manusia yang mendalam dalam sebuah bentuk keindahan bahasa yang mengandung kedalaman pesan, dan hasil dari pekerjaan sastra tersebut nantinya berupa sebuah karya sastra yang dapat memberikan manfaat-manfaat tertentu dari kedalaman pesan yang ditujukan kepada penikmat sastra yaitu masyarakat luas.